Laman

Rabu, 06 Juni 2012

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi (1) standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan); (2) pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek; dan (3) standar audit.
SURVEI HARMONISASI INTERNASIONAL
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
 Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
 Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
 Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
 Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas: (1) rekonsiliasi dan (2) pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik”/resiprositas). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS (SEC).
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal. Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan berdasarkan GAAP AS untuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asing.
Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari (a) perjanjian internasional atau politis, (b) kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara profesional), atau (c) keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasional harus jadi rujukan pertama (mempunyai keunggulan). Contohnya, perusahaan-perusahaan multinasional mungkin menggunakan standar-standar akuntansi internasional dan juga menerima dan menggunakan standar-standar nasional.
SEKILAS MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL UTAMA YANG MENDORONG HARMONISASI AKUNTANSI
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD).
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OECD).
BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu IASC, merupakan badan pembuat standar sektor swasta yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh organisasi akuntansi profesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001 (Reorganisasi tersebut membuat IASC ke dalam suatu organisasi payung yang dibawahnya IASB melakukan pekerjaannya). Sebelum restrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan sebuah Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan IASB adalah:
1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan tertentu.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat. 3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.
Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB (dan dahulu IASC) telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya dengan rencana kerja sebagai berikut:
Dewan (IASC) telah mengembangkan suatu rencana kerja yang telah disetujui oleh Komite Teknis yang jika berhasil diselesaikan akan menghasilkan IAS yang terdiri dari satu set standar inti yang komprehensif. Penyelesaian standar yang komprehensif ini yang dapat diterima oleh Komite Teknis (IOSCO) memungkinkan persetujuan dari Komite Teknis untuk penggunaan IAS dalam mengumpulkan modal dan keperluan pencatatan saham lintas batas di seluruh pasar global. IOSCO telah menyetujui IAS 7, Laporan Arus Kas, dan telah memberikan indikasi kepada IASC bahwa 14 dari Standar Akuntansi Internasional yang ada sekarang tidak memerlukan perbaikan tambahan, asalkan standar ini lainnya berhasil diselesaikan.
Struktur IASB yang Baru
Dewan IASB membentuk suatu Kelompok Kerja Strategi (Strategy Working Party – SWP) yang mempertimbangkan bagaimana seharusnya strategi dan struktur IASC setelah menyelesaikan program kerja standar ini. Yang mendukung usulan struktur baru yang intinya adalah: (1) IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen; (2) organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwalian dan Dewan, serta Komite Interpretasi Tetap (sekarang disebut sebagai Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional) dan Dewan Penasihat Standar; dan (3) perwalian akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggung jawab tunggal untuk penentuan standar akuntansi.
IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertama kalinya pada bulan April 2001. IASB, setelah direorganisasi, akan mencakup badan berikut.
1. Badan Wali. IASB memiliki 19 wali: enam dari Amerika Utara, enam dari Eropa, empat dari wilayah Asia/Pasifik, dan tiga dari wilayah lain (tergantung dari penentuan keseimbangan geografis secara keseluruhan).
2. Dewan IASB. Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha. Tanggung jawabnya meliputi “memenuhi tanggung jawab untuk seluruh permasalahan teknis IASB termasuk penyusunan dan penerbitan Standar Akuntansi Internasional, Standar Pelaporan Keuangan Internasional, dan Draf Standar… serta persetujuan akhir atas interpretasi yang dikeluarkan oleh Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan”, dan menyetujui proposal proyek serta metode dan prosedur untuk mengembangkan standar. Tujuannya adalah untuk membina kemitraan dengan badan-badan nasional ini karena semuanya bekerja sama untuk mencapai konvergensi standar akuntansi di seluruh dunia.
3. Dewan Penasihat Standar. Dewan Penasihat Standar, ditunjuk oleh Perwalian, terdiri dari “tiga puluh atau lebih anggota, yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui”.
4. Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC). IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterpretasikan “penerapan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional dalam konteks Kerangka Dasar IASB,” menerbitkan rancangan interpretasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interpretasi akhir.
Pengakuan dan Dukungan bagi IASB
Standar Pelaporan Keuangan Internasional saat ini telah diterima secara luas di seluruh dunia. Sebagai contoh, standar-standar itu (1) digunakan oleh banyak negara sebagai dasar ketentuan akuntansi nasional; (2) digunakan sebagai acuan internasional di kebanyakan negara-negara industri utama dan negara-negara pasar berkembang yang membuat standarnya sendiri; (3) diterima oleh banyak bursa efek dan badan regulator yang memperbolehkan perusahaan asing atau domestik untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun menurut IFRS; dan (4) diakui oleh Komisi Eropa dan badan supranasional lainnya.
Respons Komisi Pasar Modal AS terhadap IFRS
Namun demikian, SEC juga menyatakan bahwa tiga kondisi harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum SEC dapat menerima standar IASB. Dengan menyatakan tiga kondisi ini (dalam daftar berikut), SEC telah menunjukkan flesibilitas besar dalam hal sejauh mana dapat menerima penggunaan IFRS oleh para emiten asing.
1. Standar harus mencakup bagian inti ketentuan akuntansi yang menentukan dasar akuntansi yang komprehensif dan secara umum dapat diterima.
2. Standar harus berkualitas tinggi, menghasilkan daya banding dan transparansi, serta memberikan pengungkapan penuh.
3. Standar harus diinterpretasikan dan diterapkan dengan ketat.

sumber:
http://xa.yimg.com/kq/groups/23373302/1336878647/name/Pertemuan--Perubharga.ppt

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA


Definisi Perubahan Harga

Terdapat dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu :1.


Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasadalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperolehkeuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhandisebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi(deflation).2.

Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentuyang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unitapartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periodeyang sama
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarangmencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendahmenghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktivayang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yangdinilai lebih tinggi.Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan ini mendistorsi

:

 a.Proyeksi keuangan yang didsarkan pada data seri waktu historis 
 b.Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
 c.Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapatdikendalikan. 

Hal tersebut menyebabkan laba :

  • Kenaikan dalam proporsi pajak 
  • Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
  • Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja. Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar) 
Dan jika perusahaan telah mendistribusikan labanya maka besar kemungkinan perusahaantidak dapat melakukan penggantian aktiva tertentu yang mengalami kenaikan harga karenakekurangan sumber daya
enyajian laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan kemampuan daya beli ini jugaakan mempengaruhi pembaca laporan dalam menginterprestasikan dan membandingkankinerja oprerasi perusahaan. Jika pendapatan dicatat sesuai dengan nilai daya beli kinisedangkan biaya dicatat sebesar daya beli historis akan membuat pengukuran laba yang tidak akurat. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugiandaya beli yang timbul dari kepemilikan kas (atau ekuivalennya) selama periode inflasi.Pengakuan pengaruh inflasi secara eksplisit perlu dilakukan karena: 
1.Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yangdihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkapmengenai faktor-faktor ini. 

2.Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pamahaman yang akurat atas masalah tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukankinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga. 

3.Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahanharga labih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuanganyang membahas masalah-masalah            tersebut


JENIS PENYESUAIAN INFLASI
  1. Penyesuaian tingkat harga umum (daya beli konstan biaya historis).
n  Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum disebut mata uang konstan biaya historis.
n  Jumlah mata uang yang belum disesuaikan disebut mata uang nominal.
Indeks Harga
n  Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
n  Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
n  Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu  menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
n  Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
n  Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada dibawah posisi awal.
n  Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya.
n  Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya yg biasanya perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter.
2.       Penyesuaian Biaya Kini (Current Cost Accounting).

n  Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
n  Laba adalah jumlah yang dapat didistribusikan oleh perusahaan suatu periode namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif dan modal fisik perusahaan.
                Satu cara untuk mempertahankan modal adalah
                dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal
                perusahaan (yang menggunakan indeks harga
                spesifik yang tepat atau penentuan harga
                langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam
                ekuivalen biaya kini aktiva selama periode
                berjalan.

BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
                Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
                Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini.
Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
  1. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
  2. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
  3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca,beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
  4. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri
                FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan
  1. perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
  1. perusahan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
 Sumber:
http://xa.yimg.com/kq/groups/23373302/1336878647/name/Pertemuan--Perubharga.ppt
http://www.scribd.com/doc/53922737/Pelaporan-Keuangan-Perubahan-Harga







MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Tujuan Utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar.
Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk, Risiko-risiko lainnya :
  • Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya seperti real estate dan saham dengan kapitalisasi kecil.
  • Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahan.
  • Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh , pihak lawan yang menyepakati penukaran euro Prancis menjadi dolar Kanada mungkin gagal untuk menyerahkan euro pada tanggal yang dijanjikan.
  • Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan shrot sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
  • Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan kerugian valuta asing sebagai keuntungan modal ketika laba biasa lebih disukai.
  • Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Contohnya adalah ketika keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan sebgaai “laba lain-lain” dan bukan sebagai pengurang biaya pembelian.
PERANAN AKUNTANSI
A. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan. Jika seorang pesaing membeli topi bisbol dari luar negeri dan mata uang negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang lebih rendah daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
B. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
C. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
1. Peramalan atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
  • Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
  • Neraca Perdagangan (balance of trade)
  • Neraca pembayaran (balance of payment)
  • Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and debt capacity)
  • Anggaran nasional (national budget)
  • Kurs forward (forward exchange quotations) 
  • Kurs tidak resmi (unofficial rates)
  • Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
  • Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
  • Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices) 
Kurs pasar kini (yaitu kurs forward) menunjukkan adanya konsensus dari seluruh pelaku pasar atas kurs valuta asing di masa mendatang. Kurs forward merupakan estimasi terbaik yang ada untuk kurs di masa mendatang. Acaknya perubahan kurs valas mencerminkan perbedaan opini atas kurs di kalngan pelaku pasar.
2. Manajemen Potensi Risiko
Menyusun struktur permasalah perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.

Potensi Risiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini ) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Potensi ini disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jikaperusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.

Potensi Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol terpusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.

Potensi risiko Akuntansi versus Ekonomi
Ini merupakan pengaruh perubahan nilai mata uang terhadap kinerja operasi dan arus kas masa depan perusahaan. Laporan potensio risiko tradisional mempertimbangkan pengaruh perubahan kurs terhadap saldo akun per tanggal laproan keuangan. Laporan aurs kas multi mata uang menekankan potensi risiko yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode anggaran yang berlaku. Istilah potensi risiko ekonomi menunjukkan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga masukan dan keluaran perusahaan relatif terhadap harga kompetitor luar negeri. Potensi risiko ekonomi atau operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan potensi risiko translasi atau transaksi. Dengan demikian pengelolaan atas potensi risiko semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis dan bukan taktis. Perusahaan dapat memilih untuk lindung nilai struktural yang mencakup pemilihan atau relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko operasi usaha secara keseluruhan. Sebagai alternatif, induk perusahaan dapat mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan risiko dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi. Pengukuran potensi risiko operasi yang tepat memerlukan pemahaman struktur pasar di mana perusahaan dan pesaingnya melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena potensi risiko operasi cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidak pastian dalam hal dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka, maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi operasi dan periode waktu.

Strategi Perlindungan
Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini mencakup:
  • Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk perusahaan.
3. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4. Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.

  • Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
  • Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.
  • Lindung Nilai Kontraktual 
Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi. Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif , dan bukan merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali (piutang), obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen keuangan atau komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat kontijensi.

Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaanya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya.
Para analis biasanya memusatkan perhatian pada operasi ketika mengevaluasi seberapa baik manajemen telah menjalankan usaha intinya. Laba bersih mencakup pengaruh kejadian luar biasa atau peristiwa jarang terjadi yang cukup membingungkan. Perlakuan akuntansi untuk derivatif keuangan yang telah diterima secara internasional adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang diakui sebagai bagian dari laba nonoperasi. Beberapa kriteria lindung nilai yang memadai, mencakup hal-hal berikut:
1. Pos-pos yang sedang dilindungi nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi perusahaan
2. Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nilai
3. Perushaan menentukan instrumen yang akan digunakan untuk lindung nilai
4. Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan efektif dilakukan.

Kontrak Forward Valas
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang. Perbedaan antara kurs forward dan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak forward menimbulkan asanya premium (apabila kurs forward>kurs spot) atau diskon (kurs forward

Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan. Future juga digunakan untuk penyelesaian tunai penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan penyeimbang untuk instrumen keuangan yang sama. Kontrak perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada sebuah terorganisir, dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus ketentuan margin periodik. Kerugian atas kontrak ini menimbulkan penambahan margin (margin call); sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai. Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan untuk memanfaatkan anomali jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.

Opsi mata uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi jenis Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluwarsa. Opsi jenis Amerika dapat dieksekui kapan saja hingga tanggal kadaluwarsa. Pembeli opsi call membayar premium untuk opsi dan manfaatnya jika harga aktiva yang mendasari lebih tinggi daripada harga eksekusi pada saat jatuh tempo; pembeli put memperoleh manfaat jika harga menurun di bawah harga eksekusi saat tanggal kadaluwarsa. Untuk membatasi risiko penurunan nilai, pembeli dapat memperoleh bull call spread. Strategi perdagangan ini mencakup membeli call dan secara bersamaan menjual call yang serupa dengan harga eksekusi yang lebih tinggi. Premium yang dibayarkan atas eksekusi call yang lebih rendah sebagian akan diimbangi dengan jumlah yang diterima dari penjualan call yang berharga lebih tinggi. Profit maksimum yang diperoleh disini adalah perbedaan antara harga eksekusi dikurangi premium bersih yaitu angka maksimum kerugian potensial terhadap selisih (spread), dengan mengabaikan biaya. Straddle merupakan penjual call dan put dalam termin yang sama. Pembuat opsi melakukan pertaruhan bahwa kurs tidak akan berubah banyak selama masa opsi. Pembuat opsi memperoleh pendapatan dari premium yang diterima dari pembuatan opsi. Ini merupakan strategi yang berisiko tinggi. Jika kurs berubah dalam jumlah yang cukup sehingga menyebabkan satu atau kedua opsi tadi dieksekusi, maka potensi kerugian pembuat opsi menjadi tidak terbatas.

Swap Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uanga memungkinkan perusahaan untuk :
a. mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah.
b. Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.


Perlakuan akuntansi
FASB menrbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) No.39, yang baru saja direvisi, berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derifatif keuangan. Kebanyakan instrumen keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Situasi penuh kehati-hatian (cavent emptor) dirasakn oleh para pembaca laporan keuangan yang berupaya untuk mengukur volume dan risiko penggunaan derivatif. Provisi dasar standar ini adalah :
  • Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama yan dicatat sebesar nilai wajarnya.
  • Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif bukanlah aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai. Terdapat tiga jenis hubungan lindung nilai yang hendak diakui, diukur, dan diungkapkan: lindung nilai wajar (fair value-FV) yang menckup aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dalam komitmen perusahaan dalam mata uang asing, lindung nilai investasi bersih dalam operasi luar negeri (NI) dan lindung nilai arus kas yang mencakup transaksi berdenominasi valas yang diperkirajkan akan terjadi.
  • Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus; yaitu keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai secara tepat harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindungi nilai.
  • Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan. Untuk lindung nilai atas aktiva atau kewajiban dala mata uang asing yang diakui dan komitmen perusahaan dalam mata uang asing yang belum diakui, keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar isntrumen derivatif (dan instrumen keuangan nonderivatif) dimasukkan segera sebagai laba.
  • Keuntungan atau kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
  •  Keuntungan atau kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi iru mempengaruhi laba.
Isu praktik
Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallace menyebutkan adanya empat cara untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar risiko yang sedang dilindungi nilai: nilai pasar wajar, penggunakan kurs spot nilai tukar ke-kurs spot lainnya, penggunaan kurs forward nilai tukar kekurs forward nilai tukar lainnya, dan penggunaan model penentuan harga opsi. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap tidak “sangat efektif” untuk mengimbangi risiko valas. Sangat efektif berati terdapat korelasi yang negatif sempurna antara perubahan dalam nilai atau arus kas derivatif dan perubahandalam nilai atau arus kas atas sesuatu yang dilindung nilai tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kisaran perubahan nilai derivatif yang dapat diterima. FASB merekomendasikan keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan sebelumnya diakui dalam laba berjalan dan akan memunculkn kembali volatilitas yang tidak diinginkan kedalam arus laba yang dilaporkan perusahaan.

LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASI LUAR NEGERI
Kapan saja sebuah anak perusahaan luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonsolidasikan dengan induk perusahaan, maka akan timbul kerugian translasi jika nilai uang asing mengalami penurunan relatif terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translasi juga terjadi jika anak perusahaanluar negeri memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relatif terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian ini adalah dengan membeli kontrak forward. Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak forward untuk mengimbangi kerugian translasi.

BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang untuk meningkatkan laba dilaporkan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi pada awalnya dicatat sebesar kurs forward. (Kurs forward merupakan indikator kurs spot yang terbaik yang berlaku jika kontrak telah jatuh tempo). Keuntungan atau kerugian translasi yang diakui sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa.

Kesulitan dalam pengukuran nilai wajar dan perubahan dalam nilai instrumen lindung nilai terjadi apabila dervatif keuangan tidak diperdagangkan secara aktif. Sebagi contoh, pengukuran keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung pada apakah opsi tersebut diperdagangkan pada suatu bursa efek utama atau di luar bursa utama. Penilaian opsi dapat dengan mudah dilakukan jika opsi dicatat pada sebuah bursa efek utama. Penilaian akan lebih sulit dilakukan jika opsi diperdagangkan melaui perntara. (over-the –counter). Disini pada umumnya akan digunakan rumus penentuan harga secara matematis. Model penentuan harga opsi yang disebut model Black-Scholes dapat digunakan untuk menentukan nilai opsi pada suatu waktu.

PENGUNGKAPAN
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
  • Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindunga nilai
  • Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
  • Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
  • Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
  • Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
  • Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat afektif untuk meminimalkan risiko pasar
  • Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan
Kendali Keuangan
Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektifitas program lindung nilai. Umpan balik dari system evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik manajemen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk dilakukan.
Poin-poin pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu. Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil aktual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.

sumber:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI INTERNASIONAL

TRANSLASI MATA UANG ASING

PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antara lain :
a. kurs kini (current
b. Kurs historis (historical)
c. Kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
Suatu transaksi yang sudah direalisasi (atau sudah diselesaikan) menumbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. Keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba. Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing :
1. Kurs nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik ?
2. Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai tukar ?
3. Bagaimana sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat ?

TRANSAKSI MATA UANG ASING
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama di mana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relatif berdiri sendiri dan terintegrasi dalam negara asing (yaitu suatu anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang lokal (negara-tempat-domisili).

Translasi Mata Uang Asing
Metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode ini ada dua jenis:
1. Metode Kurs Tunggal
Metode ini digunakan untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dengan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar yang umumnya digunakan dengan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Hasil konsolidasi mencerminkan perspektif mata uang setiap perusahaan yang hasilnya akan dikonsolidasikan, dan bukan perspektif mata uang tunggal induk perusahaan. Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini (vs historis) mengubah nilai seluruh aktiva kini luar negeri dalam ekuivalen mata uang induk perusahaan setiap kali terjadi perubahan nilai tukar.
2. Metode Kurs Berganda
Metode ini menggunakan berbagai macam kurs, dengan menggabungkan kurs nilai tukar historis dan nilai tukar kini dalam proses translasi:
  • Metode Kini-Non kini
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
  • Metode Moneter-Non moneter
Metode ini menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter-aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor—ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan metode kini-non kini.
  • Metode Temporal
Dalam metode ini, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan nilai sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang yang terkait pada saat pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Persediaan diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), dengan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar (dimensi waktu berkaitan dengan nilai uang ini).
Satu metode translasi tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Ada tiga pendekatan translasi yang berbeda yan dapat diterima:
1. Metode historis
2. Metode kini
3. Tidak dilakukan translasi sama sekali
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk perusahaan.
Prinsip temporal pada umumnya mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam unit mata uang asing.
Tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil, karena tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun.
Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan. Kurs translasi yang tepat mencerminkan kenyataan ekonomi dan usaha yang ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk transaksi spot di negara di mana akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya adalah satu-satu kurs yang secara tepat mengukur nilai transaksi sekarang.
Beberapa kurs nilai tukar, yaitu:
1. Kurs pembayaran dividen
2. Kurs pasar bebas
3. Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan (terkait dengan ekspor atau impor)
Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu pengecualian: apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
1. Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3. Penangguhan Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.

sumber:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si AKUTANSI INTERNASIONAL
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB HARI SETIYAWATI, SE.,AK.,M.SI AKUTANSI INTERNASIONAL

Analisis Laporan Keuangan Internasional

KERANGKA DASAR ANALISIS USAHA
Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan menggunakan data laporan keuangan. Tiga (3) Kerangka dasar tersebut terdiri empat tahap analisis yaitu:
(1) analisis strategi usaha,
(2) analisis akuntansi
(3) analisis keuangan (analisis rasio dan analisis arus kas)
(4) analisis prospektif (peramalan dan penilaian).
Derajat pentingnya masing-masing tahap bergantung pada tujuan analisis. Kerangka analisis usaha ini dapat diterapkan dalam banyak situasi keputusan, termasuk analisis surat berharga, analisis kredit, dan analisis merger, dan akuisisi.

ANALISIS STRATEGI USAHA INTERNASIONAL 
Analisis strategi usaha merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Hal ini memastikan bahwa analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perspekstif holistik. Dengan mengidentifikasikan faktor pendorong laba dan risiko usaha yang utama, analisis strategi usaha membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis. Prosedur standar untuk mengumpulkan informasi yang digunakan dalam analisis strategi usaha meliputi pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan lainnya, dan berbicara dengan staf perusahaan, analis dan profesional keuangan lainnya. Penggunaan sumber-sumber informasi tambahan, seperti World Wide Web, kelompok dagang, pesaing, konsumen, reporter, pelobi, regulator, dan pers bisnis menjadi semakin umum. Akurasi, keandalan, dan relevansi masing-masing jenis informasi yang dikumpulkan juga perlu dievaluasi. Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan internasional karena pendorong keuntungan yang utama dan jenis risiko usaha berbeda-beda di tiap negara. seperti risiko aturan, risiko kurs valuta asing, dan risiko kredit yg perlu dievaluasi dan dilihat secara koheren. 

Ketersediaan Informasi 
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makroekonomi.
Memperoleh informasi mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat-sangat rendah di banyak negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara sukarela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Rekomendasi untuk Melakukan Analisis Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Sering kali, perlu dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimana industri dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di negara-negara pasar berkembang. 

ANALISIS AKUNTANSI 
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan, realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Yang terakhir ini mengacu pada diskresi manajemen dalam menentukan kebijakan dan estimasi akuntansi yang harus diterapkan dalam suatu peristiwa akuntansi tertentu.72 Untuk memperoleh kesimpulan yang dapat diandalkan, analis harus menyesuaikan jumlah akuntansi yang dilaporkan untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh penggunaan metode akuntansi yang menurut analis itu tidak layak. Sebagai contoh, analis mungkin menyakini bahwa revaluasi atas aktiva tetap suatu menghasilkan nilai tercatat aktiva yang terlalu tinggi.
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu paling banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan operasi tertentu dari perusahaan. Namun demikian, manajer memiliki insentif untuk mendistorsikan kenyataan operasi dengan menggunakan diskresi akuntansi yang dimiliki untuk mendistorsikan laba yang dilaporkan. Satu alasannya adalah bahwa laba yang dilaporkan sering kali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka. Healy dan rekannya menyarankan proses berikut ini dalam melakukan evaluasi kualitas akuntansi suatu perusahaan:
1. Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
2. Analisislah fleksibilitas akuntansi
3. Evaluasilah strategi akuntansi
4. Evaluasilah kualitas pengungkapan
5. Identifikasikanlah potensi terjadinya masalah (seperti penghapusan aktiva dalam jumlah besar yang tidak biasanya, transaksi yang meningkatkan laba yang tidak dapat dijelaskan atau meningkatnya perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan dengan arus kas dari operasi)
6. Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi
Dua isu utama menjadi tantangan bagi mereka yang melakukan analisis akuntansi dalam lingkungan internasional. Yang pertama adalah perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit; sedangkan yang kedua menyangkut kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis akuntansi. Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan. Auditor eksternal memainkan peranan yang penting dalam memastikan apakah standar akuntansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan mekanisme penegakan aturan yang memastikan para auditor untuk tetap independen dalam praktiknya. Namun demikian, lingkungan audit tidak seragam di seluruh dunia. 

Saran-saran untuk Para Analis
Teristimewa pada saat melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan di negara pasar berkembang, para analis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara pasar berkembang yang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel. Kebijakan akuntansi di beberapa negara dapat mirip atau sama persis dengan IAS (atau standar lain yang diterima luas), tetapi manajer sering kali memiliki diskresi yang sangat besar dalam menentukan bagaimana kebijakan tersebut diterapkan. Tteknologi komunikasi baru (termasuk World Wide Web) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset keuangan. Banyak perusahaan dan negara yang sekarang telah memiliki situs Web yang membuat setiap orang yang tertarik menjadi lebih mudah untuk memperoleh informasi. 

ANALISIS KEUANGAN INTERNASIONAL 
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antarwaktu atau dengan periode fiskal yang lain, dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku. Analisis ini memberikan masukan terhadap derajat perbandingan dan relatif pentingnya pos-pos laporan keuangan dan dapat membantu dalam mengevaluasi efektivitas kebijakan operasi, investasi, pendanaan dan retensi laba yang diambil manajemen. Analisis arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik. 

Analisis Rasio  
Terdapat dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkungan internasional yaitu :
1. Apakah perbedaan lintas negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda?
2. Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal memengaruhi interpretasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai "daya banding akuntansi"?
Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perbedaan besar antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non-akuntansi. 

Analisis Arus Kas
Analisis arus kas memberikan masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan. Laporan arus kas yang sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. 26 Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis internasional karena tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba. Apabila laporan arus kas tidak disajikan, Sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kas lainnya dengan menyesuaikan laba berbasis akrual. Banyak perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk membuat penyesuaian tersebut. 

Mekanisme untuk Mengatasinya 
Bagaimana para pengguna laporan keuangan dapat mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara? Beberapa pendekatan yg dapat digunakan yaitu :
1. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
2. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.

ANALIS PROSPEKTIF INTERNASIONAL 
Analisis prospektif mencakup tahap :
a. peramalan dan
b. penilaian.
Ketika melakukan peramalan, para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan akuntansi, dan analisis keuangan. Ramalan ini menjawab berbagai pertanyaan seperti, Bagaimana perubahan strategi usaha sebuah perusahaan dapat memengaruhi volume dan laba penjualannya di masa depan? Apakah perusahaan baru-baru ini menerapkan kebijakan akuntansi baru yang membuat laba kini terlihat lebih baik, dengan konsekuensi laba tahun depan menjadi lebih rendah? Apakah hubungan keuangan yang terlihat dalam analisis rasio yang dilakukan analis akan terus berlanjut?
Ketika melakukan penilaian, analis mengubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak keputusan usaha. Para pakar dalam penilaian internasional memberikan peringatan berikut mi kepada mereka yang melakukan analisis prospektif internasional yaitu : ”Setiap aturan yang telah Anda pelajari di negara asal Anda menjadi tidak berlaku di luar negeri. Fluktuasi kurs, perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peramalan dan penilaian internasional ”. 

ISU LEBIH LANJUT  
Keempat tahap analisis usaha (analisis usaha, akuntansi, keuangan, dan prospektif) dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : (1) akses informasi (2) ketepatan waktu informasi (3) hambatan bahasa dan terminology (4) masalah mata uang asing (5) perbedaan dalam jenis dan format laporan ketiangan. Akses Informasi Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara lugs dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlall yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber interact dan lainnya. Sumber informasi lain yang juga berharga adalah (1) publikasi pemerintah, (2) organisasi riset ekonomi, (3) organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa, (4) organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.

Ketepatan Waktu Informasi  
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda-beda di tiap negara. Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pembaca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang dilaporkan, dengan menggunakan alat yang konvensional ataupun tidak konvensional. 

Pertimbangan Mata Uang Asing 
Akun-akun yang berdenominasi dalam mata uang asing membuat para analis menghadapi dua jenis permasalahan yaitu :
1. Berkaitan dengan kemudahan pembaca
2. Menyangkut isi informasi.
Sebagian besar perusahaan di seluruh dunia menetapkan denominasi akun-akun keuangannya dalam mata uang domisili nasional mereka. Bagi seorang pembaca dari AS yang terbiasa dengan dolar, analisis akun-akun yang dinyatakan dalam euro dapat menimbulkan kebingungan. Jawaban yang umum untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik. Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun-akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbal gambaran yang sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya.

Sumber:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB MEIFIDA ILYAS, SE, MSi AKUTANSI INTERNASIONAL